Berita
UIN SATU TULUNGAGUNG

FORDIPAS GELAR ICESSH 2021, PENGELOLA PASCASARJANA UIN SATU BESERTA TOKOH NASIONAL DAN INTERNASIONAL TURUT MEMERIAHKAN

Selasa (26-27/10/2021), Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung mengikuti pertemuan Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) tahun 2021. Dihadiri seluruh Direktur Pascasarjana Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia. Agenda utama yaitu Silaturahmi Kerja Nasional (SILAKNAS) XII FORDIPAS PTKIN dan International Conference on Education, Social Science and Humanities (ICESSH). Hadir dari pascasarjana UIN SATU Tulungagung pada agenda ini Direktur dan wakil Direktur Pascasarjana.

Dalam Agenda “International Conference on Education, Social Science and Humanities (ICESSH)”, beberapa narasumber internasional maupun nasional dihadirkan berdasarkan spesialis dibidang ilmu masing-masing. Beberapa diantaranya yakni Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag, Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Mr. Phiri Samson J. BA.ED. (University of Zambia), Dr. Rawa Mahmoud Hussain (USA), Dr. Marwan Abedalqadir Mahmoud Bakir (State of Palestine Ministry of Education), Dr. Nada Mohsen Said Ali Sherif (Educator from Ain Shams University Cairo, Egypt), Birendra Chand, M.Ed., (Tribuvan University, Nepal), Dr. Anwar Ahmad Muhammed (Associate Professor at Fatih Sulton Mehmed University Istambul Turkey), dan Prof. Dr. Ifftatin Nur, M.ag (Indonesia Posdhesi Researcher). dengan di moderator oleh, Dr. Kozin, M.A. (Penerjemah Bahasa Arab), dan Dr. Susanto S.S., M.Pd. (Penerjemah Bahasa Inggris).

Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag (26/10/2021) mengatakan, kegiatan ini menjadi momentum bagi Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung melakukan riset kolaboratif dengan direktur Pascasarjana se-PTKIN. Sehingga kesempatan tersebut dimanfaatkan Direktur Pascasarjana menandatangani Memorendum of Understanding (MoU) bersama Pascasarjana lainnya untuk langkah pengembangan lembaga dan penguatan koordinasi antar lembaga Pascasarjana PTKIN se-Nasional.

Selain International Conference on Education, Social Science and Humanities (ICESSH), Momentum Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) telah memfasilitasi semua direktur Pascasarjana se-PTKIN melakukan MOU dan MOA yang terfokus kerja pada aspek Tridharma Perguruan Tinggi diantaranya; a) Riset kolaboratif antar perguruan tinggi di dalam maupun luar melalui jaringan akademik bersama; b) Penguatan kapasitas dosen Pascasarjana dalam penguatan academic writing, workshop akselerasi guru besar, dan lecturer exchange (pertukaran dosen); dan c) Penguatan kerjasama dalam kajian-kajian peminatan bakat-minat dosen Pascsarjana.

Pertemuan Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) tahun ini, sangat istimewa karena dihadiri oleh Menteri Agama RI, dan berkenan memberikan saran dan gagasannya untuk pengembangan Pascasarjana PTKIN. Dalam arahanya Mentri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) ini merupakan forum yang strategis karena forum bertemunya para professor, ilmuan yang sangat terpelajar sehingga sangat strategis juga untuk menghadirkan suara akademik yang professional terutama dalam memperkuat moderasi beragama di Indonesia.

Selain menyampaikan penguatan moderasi, juga arahan dari Gus Mentri adalah penguatan fungsi dan program yang dilaksanakan pascasarjana seperti melakukan pertemuan-pertemuan ilmiah yang tidak sebatas seremonial namun memilik output yang nyata, demikian juga pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan harus memiliki kebermanfaatan secara global.

Selanjutnya pada agenda sesi penyampaian materi, disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramadhani, M.T. dengan mempresentasikan tentang Masyarakat Pembelajar. Beliau mengemukakan belajar menjadi cara efektif untuk merubah konstruksi diri dan masyarakat.  “Dulu kita tidak memiliki pengetahuan yang kuat terkait penggunaan platform aplikasi interaksi elektronik seperti zoom, webex, google meet, dan lainnya, tetapi hari ini karena pengetahuan semuanya menjadi kebiasaaan. Pengetahuan adalah sumberdaya yang paling strategis, dan pembelajaran merupakan kemampuan yang paling substansial.”. Ucap Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramadhani saat menyampaikan materi.

Sesi selanjutnya disampaikan oleh Direktur Diktis PTKIN Prof. Suyitno, M.Ag. menyampikan arahan tranformasi digital layanan berbasis digital, kuliah jarak jauh berbasis digital (LMS), transformasi internasional akreditasi BAB PT ke internasional mahasiswa lintas Negara, Tranformasi institusional kelembagaan dari STAIN ke IAIN ke UIN, reformasi profile reformasi kurikulum.

Dalam arahannya Prof. Suyitno, M.Ag menyampaikan pentingnya melakukan transformasi pendidikan di PTKIN yaitu tranformasi digital, transformasi institusional dan transformasi internasional. Bahwa transformasi digital dalam aktivitas akademik adalah sebuah keniscayaan karena lanskap pendidikan telah mengalami pergeseran paradigma seperti layanan mahasiswa berbasis digital, kuliah jarak jauh berbasis digital, administratif berbasis digital dan lainnya.

Adapun transformasi internasional dapat dilakukan melalui akreditasi dari BAN BT ke Internasional atau pun melalui mahasiswa lintas Negara. Dan tranformasi institusional kelembagaan yaitu perubahan status PTKIN dari STAIN ke IAIN hingga menjadi UIN, namun harus di ikuti dengan tranformasi kurikulum, dosen dan komponen pendukung lainnya, sehingga tidak terjadi transformasi “minimalis”.